Selasa, 20 November 2012

sterilisasi

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan.
Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.

B.   Tujuan
Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).
 Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (anonim, 2011).
Menurut Tim Penyusun Praktikum Mikrobiologi tahun 2011, sterilisasi ada dua jenis yaitu:
1.    Sterilisasi dengan cara fisik
A.    Pemanasan
 Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1.    Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :
a.    Panas membara
          Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b.    Melidah - apikan
          Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.

c.    Udara kering
          Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap cukup.
2.    Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
a.    Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)
          Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat didinginkan.
b.    Panas basah pada suhu 100 oC
          Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.
c.    Panas basah >100 oC
          Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
B.  Filtrasi / Penyaringan
          Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak  sel, antibiotik dan asam amino.
CRadiasi / Penyinaran
          Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik.
2.    Sterilisasi Dengan Cara Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :
a.    Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b.    Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan misalnya :
1.    Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2.    Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3.    Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.




BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a.    Bahan
·         Kertas
·         Plastik
·         Alumunium foil
·         Kapas
·         Alkohol
b.    Alat
Gambar
Nama alat
http://tanyajamur.files.wordpress.com/2011/04/1460360_autoclave-sterilizer.jpg%3Fw%3D300
Autoklaf
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/00/Erlenmeyer_flask_hg.jpg
Erlenmeyer
http://w33.indonetwork.co.id/pdimage/88/1097188_petridish1.gif
Petri disk
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCLd9z1CPUb07VBUiDx7SPv64KnJEbjvncNqzTyv8jhmgMithY8aV1AW76FzJEJoXDPlRlI3IsoYGFqMmoIS2LezgF1obBUIlneExgufVmv4v6jGaMxBVFgz5PXLmpUcXkC5PuqUTILi8/s1600/Tabung+reaksi+1.jpg
Tabung reaksi
http://www.shellab.com/images/ap_oven.jpg
Oven

c.    Prosedur kerja
a.    Sterilisasi dengan autoklaf
1.    Isi autoklaf dengan air sampai dekat angsang (dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan bahan yang disterilkan)
2.    Bahan-bahan yang akan disterilkan dimasukkan. Media yang disterilkan dalam erlenmeyer atau lubang reaksi harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil
3.    Tutup autoklaf dan kencangan uri penutupnya
4.    Buka kran pengeluaran uap air
5.    Strel waktu yang akan diinginkan untuk sterilisasi (15 menit)
6.    Tekan tombol untuk menghidupkan
7.    Jika uap air sudah mulai keluar, tutuplah kran pengeluaran uap air, tekanan uap dalam autoklaf akan naik sampai 2 atm, dan suhunya akan mencapai 121oC
8.    Jika waktu sterilisasi sudah tercapai, tekanan dalam autoklaf akan turun perlahan dan tunggu sampai tekanan menunjukkan angka 0, atau ditunggu sampai agak dingin
9.    Buka autoklaf hati-hati dan keluarkan bahan yang telah dosterilkan tersebut. Simpan dan pisahkan tempatnya dengan bahan yang belum distrerilkan.
b.    Sterilisasi dengan oven
1.    Alat-alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer, tabung reaksi, pipet, cawan petri sebelum dipakai harus disterilkan dengan oven. Tutuplah rapat-rapat erlenmeyer dan tabung reaksi dengan kapas. Pipet dikelompokkan menurut volumenya dan masukkan dalam wadah yang tersedia/dibungkus dengan kertas paying/aluminium foil. Demikian juga untuk cawan petri.
2.    Masukkan kedalam oven
3.    Tutup oven dengan baik
4.    Atur tombol pengatur waktu dan suhu sesuai dengan tujuam sterilisasi (170-180oC) selama 15 menit
5.    Setelah sterilisasi, tunggu sampai waktu dalam oven mendekati suhu ruang, kemudian bukalah oven dengan hati-hati
6.    Keluarkan alat-alat yang sudah disterilkan dan pisahkan tempatnya dengan alat-alat lain yang belum steril.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan yan diperoleh adalah sebagai berikut:
Gambar alat
Nama alat
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/00/Erlenmeyer_flask_hg.jpg
Erlenmeyer
http://w33.indonetwork.co.id/pdimage/88/1097188_petridish1.gif
Petri dish
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCLd9z1CPUb07VBUiDx7SPv64KnJEbjvncNqzTyv8jhmgMithY8aV1AW76FzJEJoXDPlRlI3IsoYGFqMmoIS2LezgF1obBUIlneExgufVmv4v6jGaMxBVFgz5PXLmpUcXkC5PuqUTILi8/s1600/Tabung+reaksi+1.jpg
Tabung reaksi





BAB V
PEMBAHASAN
Kegunaan utama dari alat ini yaitu untuk membunuh mikroorganisme yang “bandel” diatasi dengan pemanasan, penurunan kadar air dan antibiotik biasa. Tekanan autoklaf yang tinggi hingga 17.5 psi (pound per square inch) dimaksudkan untuk menggempur endospora dari sel bakteri yang sangat resisten (tahan) terhadap metode-metode tersebut dalam waktu singkat.
Tekanan ini terjadi karena uap air yang terus bertambah karena pemanasan di dalam autoklaf tidak dapat keluar. Tutup yang didesain rapat menggunakan karet tahan panas membuat uap air tetap berada di dalam, akibatnya jumlah molekul air semakin banyak dan memenuhi ruangan autoklaf. sebagai pembanding yaitu balon yang ditiupkan gas akan terus membesar, sedangkan besi autoklaf tidak dapat mengembang dan menimbulkan tekanan.
Pada tekanan tertentu autoklaf juga dapat meledak seperti halnya balon yang tidak kuat lagi menahan tekanan yang terus bertambah. Ambang batas ini pasti dimiliki setiap materi / bahan termasuk besi yang sangat kuat. Oleh karena itu, penggunaan autoklaf sebaiknya tetap pada level tekanan 17.5 psi, sedangkan variabelnya yaitu waktu atau lama pemanasan, misalkan dipertahannkan selama 15-20 menit untuk sterilisasi media dan 1 jam untuk steriliasi alat-alat dan wadah.
Suhu autoklaf
Suhu standar yang dibutuhkan untuk melakukan sterilisasi dengan alat ini mencapai 121 °C. Suhu tinggi autoklaf ini akan membunuh sel-sel vegetatif / sel tubuh dari bakteri dan cendawan dengan mudah. Secara otomatis suhu autoklaf selalu berkaitan dengan tekanan, peningkatan suhu dibarengi dengan peningkatan tekanan.
Suhu sterilisasi sebenarnya cukup pada level 100 °C atau sesuai titik didih air karena pada level ini endopora sudah dapat dieliminasi. Akan tetapi, tekanan 17.5 psi baru akan dicapai pada suhu 121 °C. Suhu dan tekan ini diharapkan dapat mengeliminasi semua mikroorganisme termasuk golongan termofilik dan sel-sel resisten lainnya dengan waktu singkat.



BAB VI
KESIMPULAN
          Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan :
1.    Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tumbuhnya mikroba diluar yang dipraktekkan
2.    Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang berbeda-beda .
3.    Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia dan sterilisasi fisik
4.    Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak terkontaminasi dengan mikroba.
5.    Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya.
6.    Terdapat 5 metode umum sterilisasi yaitu sterilisasi uap, sterilisasi panas kering,



DAFTAR PUSTAKA
http://agrojamurtirambogor.wordpress.com/2011/05/07/alat-sterilisasi-bibit-yaitu-autoklaf/
Anonim, 2011, Metode Sterilisasihttp://rgmaisyah.wordpress.com/  metode-sterilisasi/, Diakses 5 November 2011, Pukul 19.00
James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version),  USA : Informa Healthcare Inc.
Tim Dosen Mikrobiologi, 2011, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, FMIPA  UNTAD, Palu.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar