BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Untuk menelaah bakteri dan jamur di
laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur
tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan
pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika
sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka
bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut
dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.
Populasi mikroba di alam sekitar kita
sangat besar dan kompleks. Ratusan spesies mikroba menghuni bagian tubuh kita,
seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Udara, tanah, dan air yang
merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam
mikroorganisme. Campuran mikroba tersebut dapat dipisahkan dengan tehnik
isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan
campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari
satu sel induk).
B. Tujuan
1. Mempelajari sifat-sifat koloni pada media
agar
2. Memahami cara mengisolasi suatu mikroba
untuk mendapatkan biakan murni
3. Mempelajari sifat-sifat koloni jamur yang
tumbuh pada media tauge agar dan mengidentifikasikan jenis jamur yang tumbuh
4. Mempelajari cara mendapatkan biakan murni
dari biakan campuran (memisahkan satu jenis mikroba)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Untuk menumbuhkan mikroba dan
mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut dengan media.
Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril,
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan,
baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun
anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
dinamakan media (Anonima 2011: 9).
Media pertumbuhan mikroorganisme
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang
diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan
isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut
dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai
pemadat media (Soni, Ahmad 2010: 8).
Medium dapat diklasifikasikan
berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium
berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu medium yang tersusun
dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari
bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan kimiawinya
dapat diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang
susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonima 2011:
9).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium
memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam metabolism, dan pergerakan.
Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur
sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat pula
ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida
(Waluyo 2007: 61).
Medium merupakan suatu bahan yang
terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain
untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan untuk isolasi,
memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan
campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkan tumbuh dengan agak berjauhan
dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau membelah dan berhimpun
untuk membentuk satu koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata
biasa semua sel dalam koloni itu sama dianggap adalah satu keturunan
mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu sel yang sama yang disebut biakan
murni (Anonimb 2011: 1).
Bahan yang diinokulasikan pada
medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient
agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel
mikroba itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal
terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari
masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak
bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu
biakan yang murni (Pelczar 2008: 86).
Medium manusia dapat berupa: medium
cair, yang biasa digunakan adalah air kaldu.
Medium kental, dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipotong-potong
berupa silinder untuk medium-medium yang diperkaya dan medium kering. Pekerjaan
laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam
medium yang tersedia dalam bentuk serba kering. Dan yang terakhir adalah medium
sintetik yang berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu, yang mengandung
zat karbon dan nitrogen yang diperlukan oleh mikroba untuk melakukan
metabolisme (Dwidjoseputro 1991: 40).
Media setengah padat dibuat dengan
bahan yang sama dengan media padat, tetapi yang berbeda adalah komposisi
agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman secara mikroskopik. Pada
media mati juga dikenal dengan adanya media sintetis. Media sintesis merupakan
media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang telah diketahui secara
terperinci. Media sintesis sering digunakan untuk mempelajari sifat faali dan
senyawa genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa organik yang
ditambahkan kedalam media sintetis harus murni. Dengan demikian, media sistetis
harganya menjadi cukup mahal (Waluyo 2007: 63).
Medium yang banyak digunakan dalam
pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan
yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat
organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau
ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan
baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus
mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak
mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada
kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan (Anonima 2011:
9).
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi
dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak
macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan
dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi
mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan
pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda
terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi
berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik
yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu ;
- Suhu
- Cahaya
- Pengeringan (kelembaban)
- Keasaman (pH)
- Pengaruh O2 dari udara
- Pengaruh tekanan osmotik
- Pengaruh mikroorganisme disekitarnya
- Pengaruh zat kimia (desintektan0 terhadap mikroba
(Michael J. Pelczar, Jr. 2005, dasar-dasar Mikrobiologi)
Koloni bakteri memiliki beberapa ciri berdasarkan bentuk, tepian, dan
elevasinya:
a. Berdasarkan bentuk, contohnya
- Bundar
- Bundar dengan tepian kerang
- Bundar dengan tepian timbul
- Keriput
- Tak beraturan dan menyebar
b. Berdasarkan tepian, contohnya :
- Licin
- Berombak
- Berlekuk
- Tak beraturan
- Siliat
c. Berdasarkan elevasi, contohnya :
- Datar
- Timbul
- Cembung
- Seperti tetesan
- Seperti tombol
(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan
medium yaitu :
a. Besar kecilnya koloni
b. Bentuk
c. Kenaikan permukaan
d. Halus kasarnya permukaan
e. Wajah permukaan
f. Warna
g. Kepekaan
Sifat-sifat koloni pada agar-agar
lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifat-sifat koloni
pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. (dr. Indan
Entjang, 2003. Mikrobiologi dan Parsitologi).
Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada
makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula
berwarna putih à jika sudah ada sporaà terbentuk warna
(tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
a. Aseptat atau senosit
b. Septat dengan sel-sel uninukleat
c. Septat dengan sel-sel multinukleat
(Pelczar dan Chan, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi)
Nama jenis jamur yang sering ditemui
1. Penicillium : hijau kebiruan, susunan konidia seperti sapu
2. Aspergillus : hijau kebiruan dengan area kuning sulfur pada
permukaannya
3. Verticillium : coklat merah muda, konidia berbentuk olips
4. Irichoderma : hijau, secara makroskopis menyerupai penicillium
5. Gliocladium : hijau kehitaman, tumbuh lebih cepat dari 1 dan 2
6. Hormodendrum : permukaan hijau muda sampai kelabu, permukaan bagian
bawah berwarna kelabu sampai hitam
7. Pleopora : permukaan sawo matang sampai hijau dengan permukaan
belakang coklat sampai hitam, memperlihatkan oskospora
8. Scopulariopsisi : coklat muda, konidia berdinding kasar
9. Paecilomyces : coklat kekuningan, konidia berbentuk elips
10. Alternaria : permukaan hitam dengan tepian kelabu, permukaan
belakang berwarna hitam
11. Helminthosporium : permukaan hitam dengan tepian kelabu
12. Pullularia : permukaan hitam, mengkilat, seperti kulit, berdinding
tebal dengan spora menguncup
13. Oospora : permukaan berwarna kulit hifa pecah menjadi sel-sel
berbentuk persegi panjang dan berdinding tipis.
(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Di alam bebad tidak ada bakteri yang
hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya
mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni
memerlukan tehnik-tehnik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu
populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi
jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri
artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan
murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu :
1. Cara cawan gores
2. cara cawan tuang
3. Cara cawan sebar
(Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
BAB
III
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
a. Bahan
·
Ekstrak
daging
·
Pepton
·
NaCl
·
Aquades
·
Agar
·
PCA
·
NB
·
PDA
·
EMB
·
SSA
·
NA
b. Alat
Gambar alat
|
Nama alat
|
Hot plate
|
|
Neraca
|
|
Batang pengaduk
|
|
Erlenmeyer
|
|
Beker glass
|
|
Autoklaf
|
|
Tabung reaksi
|
c. Prosedur
kerja
*
NA
a.
Semua
bhan dicampur dalam erlenmeyer lalu dipanaskan hingga mendidih sambil diaduk,
kemudian sumbatlah erlenmeyer dengan kapas
b.
Ceklah
pH-nya dengan kertas pH (pH ± 7,0)
c.
Sterilkan
media dalam autoklaf selama 15menit pada suhu 121 OC
d.
Tuangkan
media yang masih panas (suhu > 45 OC) kedalam petridish ( ± 15
ml) atau tabung reaksi ( ± 5 ml). Kerjakan dalam ruang yang steriluntuk
mencegah kontaminasi
e.
Sebaiknya
pada saat menuang media : untuk membuka / menutup patridish / tabung reaksi
bertutup gunakan tangan kiri; untuk membuka/menutup erlenmeyer berisi media
steril gunakan tangan kanan. Lakukan didekat pembakaran (burner).
f.
Dinginkan
tabung reaksi pada posisi tegak (agar tegak) atau posisi miring (agar miring)
*
NB
a. Semua
bahan dicampur dalam erlenmeyer lalu dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk.
Keudia sumbatlah erlenmeyer dengan kapas
b. Ceklah
pH-nya dengan kertas pH (pH-nya diukur sampai pH ± 7,0)
c. Sterilkan
media dalam autoklaf selama 30 menit pada suhu 121 OC
d. Tuangkan
dalam tabungtabung reaksi sebanyak ± 5 ml (1/2 bagian) simpan dalam inkubator.
*
EMB
a.
Siapkan alat dan bahan
b.
Timbang reagen 7,9 gr
(sesuai dengan kebutuhan, berpedoman pada cara pembuatan media yang tertera
pada botol reagen
c.
Ukur pH aquadest 6,8±0,2.
Jika pH masih di bawah ketentuan ( <5)>7) maka tambahkan HCL.
d.
Bahan yang telah ditimbang
dilarutkan di dalam aquadest 200ml lalu di aduk. Karena tidak semua langsung
larut maka digunakan waterbath untuk melarutkannya.
e.
Larutan yang telah larut
kemudian disterilkan di dalam autoclave Selama 15 menit setelah mencapai 121ºC
f.
Setelah 15 menit larutan dikeluarkan
dari autoclave dan dituang ke dalam 10 plate yang telah disiapkan.
g.
Plate yang telah diisi
media tadi disimpan sampai dingin dan padat.kemudian di simpan dalam lemari Es
*
SSA
a.
Menyiapkan alat dan bahan
b.
Cara penimbangan
a) Penimbangan reagent dilakukan sesuai dengan kebutuhan/volume yang
akan dibuat berpedoman kepada cara pembuatan yang tertera pada botol reagent
b) Pada botol reagent tertera 60 gram dalam 1 liter oleh karena pada
saat itu volume yang dibuat adalah 1000 ml, maka ditimbang 30 gram sebanyak 2
kali dan dilarutkan masing-masing ke dalam 500 ml aquadest untuk mempermudah
dalam proses pelarutan
c.
Mengatur pH aquadest
a) Untuk menghindari kesalahan pembuatan media khususnya SSA, salah
satunya harus memperhatikan pH aquadest yang digunakan. pH aquadestyang di atur
pH nya sesuai dengan volume yang akan kita gunakan.
b) pH aquadest untuk media SSA yaitu 7,0±0,2, jika pH masih dibawah
ketentuan atau cenderung ke asam (<5),>7), maka harus ditambahkan HCL
tetes demi tetes hingga mencapai pH yang digunakan
d.
Cara melarutkan SSA
a) Bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1000 ml,
sisa bahan yang menempel pada cawan yang digunakan menimbang dibilas dengan
aquadest sebanyak 3 kali, kemudian tambahkan aquadest dengan pH yang telah di
atur sebelumnya sampai pada garis tanda 500 ml lalu di aduk
b) Karena tidak semua langsung larut maka untuk melarutkannya
digunakan waterbath. Waktu pelarutan tidak ditentukan, namun sesekali harus
dicek hingga tidak ada lagi butiran zat pada dinding tabung atau larutan.
c) SSA tidak disterilkan dalam autoclave karena ada zat zat yang akan
rusak yakni sodium sitrate dan sodium thiosulphate.
e.
Menuang ke dalam plat
a) Tuang ke dalam plat (petridish) yang telah di sterilkan, caranya
buka tutup petridish seminim mungkin untuk menghindari atau meminimalisasi
terjadinya kontaminan lalu tuang larutan hingga menutupi permukaan petridish,
tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal
b) Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan
padat. Setelah itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.
*
PDA
a.
Disiapkan alat dan bahan
b.
Media PDA ditimbang sebanyak 3,9 gr
c.
Ditambahkan aquadest sebanyak 100ml dan
diaduk rata
d.
Dipanaskan hingga tercampur rata
e.
500mg antibiotik digerus halus dan dimasukkan ke dalam media
f.
Media disterilkan di autoclave selama 1 jam
g.
Setelah disterilisasi media dituang
ke dalam petridish
h.
Media ditunggu hingga dingin kemudian dibungkus dengan
kertas
i.
Media disimpang di dalam lemari es
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
No.
|
Jenis
Media
|
Cara
Pembuatan
|
Kegunaan
|
1.
|
Media Agar
dalam cawan petri
|
Ditimbang
media NA sebanyak 20 gr, kemudian dmasukkan dalam Erlenmeyer yang telah
berisi aquades sebanyak 1 L lalu dipanaskan dengan hot plate sampai mendidih,
dituangkan kedalam cawan petri yang sudah disterilkan selama 15 menit,
ditunggu sampai padat, lalu dibungkus. media yang steril di autoklaf, yang
tidak steril inkubator.
|
Untuk membiakkan
bekteri pada medium datar sehingga dapat dilihat dengan jelas.
|
2.
|
Media Agar
Miring
|
Ditimbang
media seperlunya, dimasukkan kedalam Erlenmeyer, lalu masukkan magnetik
strirrer ditutup dengan alumunium, kemudian dipanaskan diatas hot plate
sampai memdidih kemudian diangkat dan dimasukkan kedalam tabung reaksi
sebanyak 5ml. setelah beku, dibungkus dengan kertas dan di sterilkan ke dalam
autoklaf lalu tabung dimiringkan. PDA=39 gr.
|
Untuk
membiakkan bakteri pada medium tegak dan miring dalam tabung reaksi.
|
3.
|
Media Cair
|
Pembuatan
media agar tegak sama dengan media agar media agar miring. Agar dimasukkan
kedalam tabung reaksi, lalu dibungkus dengan kertas. Untuk media yang akan
disterilkan dimasukkan autoklaf.
|
Untuk
membiakkan bakteri pada medium tegak, inokulasinya digunakan dengan cara
penusukkan.
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini menggunakan
dua medium, yaitu medium Nutrient Agar atau NA dan Potato
Dextrose Agar atau PDA. Setiap medium memiliki fungsi masing-masiing
dalam menumbuhkan mikroorganisme. Medium NA memiliki fungsi yakni untuk
mengembangbiakkan bakteri secara umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium tersebut
sama-sama terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA
mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan
medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur.
Menurut Pelczar (2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan
untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat,
pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika
sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada proses pembuatan media, baik
medium NA maupun media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan
agar dengan aquades selama pemasakan agar. Menurut Hadiotomo (1993: 53),
magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat
pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi
penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk
memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium
hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan
alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. Pada waktu
tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu medium ke
medium yang lainnya.
Dalam pertumbuhan mikroorganisme
tergantung dari nutrien media yang dibuat. Kebanyakan mikroorganisme
membutuhkan air. Menurut Anonimb (2011: 1), bahan-bahan yang
terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel
dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara medium
NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada medium NA,
nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu sedangkan medium PDA
nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang. Karena itu nutrient ini
dinamakan Potato Dextrose Agar.
Pada medium yang telah disterilkan,
tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan
warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh
koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak
terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi
terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada
medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium
terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998: 59),
terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang
terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi.
Keragaman yang luas dalam hal tipe
nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang
banyak macamnya untuk kultivasinya. Menurut Anonimb (2011: 1),
macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain
menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu
disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme
tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga
menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam
lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan
satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.
Bakteri tidak dapat hidup tanpa
adanya media yang mengandung nutrisi-nutrisi untuk pertumbuhannya. Menurut
Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Pada dasarnya media pertumbuhan
dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental,
medium yang diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang
sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada
daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur
agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan
nutrisi media tersebut. Menurut Waluyo (2010: 134), berdasarkan bentuk
fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah
padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga
mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi
solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh
media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair
yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth),
LB (Lactose Broth).
berdasarkan tujuan pembuatannya,
media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Menurut Pelczar (2008: 139),
media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung
semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient
Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang selain
mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut
dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk
mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi bakteri dan
media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi tujuannya.
Pemilihan media yang baik akan
menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH,
kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Stanier (2011:
221), pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan
bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga
dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah
tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber
karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba.
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan
adalahmemahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau
bahan yangakan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal
sebagai komponen utamaprotoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel.
Pembuatan medium sebaiknyamenggunakan air suling. Air sadah umumnya
mengandung ion kalsium dan magnesium yangtinggi. Pada medium yang mengandung
pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas airsadah sudah dapat menyebabkan
terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat .Alat yang akan digunakan dalam
suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasiterlebih dahulu untuk
membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua
bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua
organisme yangteradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitupenggunaan panas (pemijaran dan udara panas);
penyaringan; penggunaan bahan kimia(etilena oksida, asam perasetat,
formaldehida dan glutaraldehida alkalin).Memformulasikan suatu medium atau
bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya
harus memperhatikan berbagi macam ketentuanseperti jika yang ingin kita membuat
medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya airsangat penting sebagai
komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien kedalam sel.
Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika.
Bahanagar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari
alga genusGelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100 0C
dan akan cair apabila kuranglebih 43oC. Agar merupakan media tumbuh
yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya.
Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam
berbagai macam bentuk. Nutrien diambil darilingkungan kemudian
ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di selbeberapa nutrisi
diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler. Bakteridalam
medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak
punyaakar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan
bakteri berartimeningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila
disusun 10 bakteridalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10
juta bakteri tiapmilimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri.
Meningkatnya jumlah bakteri terjadidengan proses yang disebut dengan pembelahan
biner, dimana setiap bakteri membentuk dinding sel baru .Pertumbuhan
bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.Kebanyakan
bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibriochplerae
yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu
juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu
mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-400C. pH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi
suatu keberhasilan dalampembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa
atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena
mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut.Medium didiamkan atau disimpan
selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa mediummasih steril, karena selain pH
sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yangsteril juga menentukan
.Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama beef ekstrak 5
g,peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan medium Nutrien Agar, sebelum
prosessterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna medium menjadi
agak coklat. Padapembuatan medium NA ini ditambahkan pepton agar mikroba cepat
tumbuh, karena mengandung banyak N2.
Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami(daging)
dan bahan sintesis (pepton dan agar). Fungsi bahan yang digunakan pada mediumNA
:- Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan
senyawa karbon.- Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber
nutrisi- Agar : Untuk memadatkan medium NA.- Aquadest : Untuk melarutkan agar,
pepton, dan daging.
Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan medium semi sintetik. Mediamerupakan
tempat dimana tejadi perkembangan organisme. Organisme menyerapkarbohidrat
dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah
bercampur. Halinilah yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong
dadu, agar karbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air
sehngga menjadikaldu. Semakin kecil permukaan, maka semakin besar
daya osmosisnya.
Syarat media yang baik adalah:
- Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik
- Mengandung oksigen tersedia yang dibutuhkan
- Mengandung kelembaban tertentu
- Ph media harus sesuai- Suhu media harus cocok
- Media harus steril
- Media harus terlindung dari kontaminasiMedia biakan merupakan suatu zat
yang digunakan untuk menumbuhkan jasadrenik di laboraturium.
BAB
VII
JAWAB
PERTANYAAN
1. Sebutkan
klasifikasi macam-macam media yang saudara ketahui
Media dapat
diklasifikasikan berdasarkan atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya :
1. Klasifikasikasi media berdasarkan susunan kimianya
yakni
·
Media
anorganik, yaitu media yang tersusun atas bahan-bahan anorganik
·
Media
organik, yaitu media yang tersusun atas bahan-bahan organik
·
Media
sintestik, yaitu media yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti,
media ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan nutrisi mikroba.
·
Media non
sintetik (alami), media ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan untuk
mempelajari taksonomi mikroba.
2. Klasifikasi media berdasarkan konssistennya yakni
·
Media cair,
yaitu media yang berbentuk cair
·
Media padat,
media yang berbentuk padat, media ini dapat berbentuk padat, media ini dapat
berbentuk media organik (alamiah) misalnya media wortel, kentang dll atau media
anorganik misalnya silika gel. Media dapat diperoleh juga dengan cara
menambahkan agar-agar yang berasal dari ganggang/alga yang berfunsi
sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak diuraikan oleh
mikroorganisme, dan dapat membeku pada suhu diata 450C. Media padat ini terbagi menjadi media agar miring
dan deep
·
Media semi
padat, dapat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat tetapi yang
berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman
secara mikroskopik
3. Klasifikasi media berdasarkan fungsinya
·
Media
diperkaya, yaitu media yang ditambah zat-zat tertentu misalnya serum, darah,
ekstrat tumbuhan dan lainnya, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan
mikroba heterotrof tertentu.
·
Media
selektif, yaitu media yang ditambahkan zat kimia tertentu yang bersifat
selektif untuk mencegah pertunbuhan mikroba lain, misalnya media yang
mengandung kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan
bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan gram negatif.
·
Media
diferensial, media yang ditambah regensia atau zat kimia tertentu yang
menyebabkan suatu mikroba memebentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan
tertentu sehingga dapat membedakan bakteri hemolitik dan non hemolitik.
·
Media
penguji, media dengan susunan asam-asam amino tertentu yang digunakan untuk
menguji vitamin-vitamin, asam-asam amino. Antibiotik dll.
·
Media untuk
perhitungan jumlah nmikroba, media spesifik yang digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya media untuk menghitung jumlah
bakteri, actinomicetes, dll
·
Media
khusus, media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk
mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.
2. Terangkan
fungsi masing-masing komponen media tersebut
Media umum: untuk
pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme, misalnya media potato-dextrose agar
(jamur dan yeast), nutrient-broth (bakteria)
Media
pengaya (enriched media): memberi lingkungan pertumbuhan sau jenis bakteria
agar tumbuh sangat cepat misalnya selenite-broth medium (Salmonella typhi)
Media
selektif: hanya bisa ditumbuhi mikroorganisme tertentu saja, misalnya
Salmonella-Shigella agar.
Media
diferensial/pembeda: untuk menentukan mikroorganisme tertentu, misalnya media
darah-agar untuk bakteri hemolitik, A.flavus/parasiticus agar untuk Aspergillus
flavus & A. parasiticus.
Media
penguji: untuk menguji senyawa tertentu dengan bantuan mikroorganisme, misalnya
untuk menguji vitamin, asam amino, antibiotik, residu pestisida, dll.
Media untuk penghitungan sel: media
umum/diferensial/sintetik/semi-sintetik untuk menumbuhkan mikroorganisme dan
menghitung selnya.
3. Sebutkan
tujuan penggunaan media dasar / selektif diatas
Media
selektif (selective medium) /media penghambat adalah media yang ditambah zat
kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain
sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung
kristal violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram
positif tanpa mempengaruhi bakteri gram negatif.
Media
ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan.
BAB
VII
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
û Medium NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri,
sedangkan medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur.
û Macam-macam media yang digunakan yaitu media
datar/cawan petri, media tegak, dan media agar miring.
û Medium yang telah disterilkan tidak ditumbuhi oleh
mikroba karena kontaminan telah hilang setelah sterilisasi.
û Medium yang tidak di sterilkan dapat mengakibatkan
terjadinya kontaminasi yang diakibatkan oleh mikroba yang terdapat di udara.
û
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu faktor lingkungan dan faktor suhu
serta nutrisi di dalam medium
DAFTAR
PUSTAKA
trimakasih atas penjelasanya
BalasHapus