BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Tape merupakan makanan fermentasi
tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan,
atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi
lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti
tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces
rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamirSaccharomycopsis
fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii,Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus
sp. danBacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut
bekerja sama dalam menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari kelompok kapang
akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan
dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida).
Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian
khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol.
Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut
dibuat, semakin kuat alkoholnya.
B. Tujuan
Mempelajari cara pembuatan tape ubi
kayu/ubi jalar
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Dasar Teori
Tape merupakan
makanan hasil fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme, terutama kapang
dan khamir. Rasa manis tape sendiri disebabkan oleh kadar gula dari tape itu
sendiri. Dalam proses fermentasi, pati akan berubah menjadi gula oleh kapang
jenisChlamydomucor dan oleh mikroorganisme ragi Saccaromyces
cereviceae dgula diubah menjadi alkohol. Saccaromyces
cereviceae yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi bercampur
tepung beras. Ragi tape yang sering kita jumpai dipasar merupakan adonan khusus
yang dibuat dengan mencampurkan biakan khamir, tepung beras dan berbagai macam
bumbu(kayu manis, bawang putih, laos, dan jahe). Bumbu-bumbu ini dapat bersifat
senyawa anti mikroba yang mampu mengurangi jumlah mikroba non khamir, sebagai
sumber nutrien dan sebagai pembentuk rasa dan aroma pada produk tape. Kualitas
tape sangat tergantung pada kondisi lingkungan yaitu suhu dan kondisi anaerob,
jenis bahan yang digunakan dan lama fermentasi. Bahan dasar pembuatan tape
biasanya digunakan ubi kayu atau beras ketan (Anonymous, 1993).
Pati
yang terkandung dalam beras terdiri dari amilosa dan amilopektin yang berbeda.
Sedangkan pada beras ketan kandungannya 90% berupa pati dan selebihnya
merupakan amilosa 2% dan amilopektin 88,89%, maka dapat dikatakan bahwa amilosa
hampir tidak ada dalam beras ketan. Beras ketan dan beras biasa mempunyai
kandungan amilosa dan amilopektin yang berbeda. Butiran pati pada umumnya
mengandung 15-30% amilosa dan 10-85 amilopektin, khususnya yang dinamakan
varietas waxy atau glutinous dari beberapa bahan berpati hampir sepenuhnya
disusun oleh amilopektin. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan
α-glikosidis. Pati penyusun beras ketan terdiri dari amilopektin termasuk
polimer glukosa yang memiliki banya percabangan yang disusun oleh rantai-rantai
lurus yang terdiri dari 20-30 unit glukosa dengan ikatan α1,4-glikosidis pada
atom C nomor 2 dan 3. Sedangkan pada ubi kayu kandungan karbohidrat antara
30-60%. Pati yang terkandung dalam ubi kayu adalah amilosa dan amilopektin.
Kandungan amilosa adalah 17-20%, sedangkan kandungan amilopektinnya adalah
80-83%. Semakin tua ubi kayu kandungan patinya semakin tinggi(Syarief, 1988).
Menurut
Winarno dan Betty (1974), fermentasi adalah reaksi oksidasi reduksi di dalam
sistem biologi yang menghasilkan energi. Sebagai donor dan akseptor elektron
yang digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa tersebut akan
diubah secara enzimatis menjadi suatu bentuk lain misalnya alkohol. Ada 2 macam
hasil utama dari proses fermentasi yang berhubungan dengan proses pengawetan
makanan yaitu asam dan alkohol. Sejumlah makanan hasil fermentasi alkohol juga
dapat menjadi asam jika selama produksi alkohol kondisinya adalah aerobik,
dimungkinkan timbul bakteri yang memproduksi asam asetat/asam cuka.
Tape
mempunyai rasa yang spesifik yaitu manis, alkoholis dan kadang-kadang asam. Hal
ini karena terjadi perubahan pada bahan dasar menjadi tape. Mula-mula pati yang
ada dalam bahan dipecah oleh enzim menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana.
Gula-gula yang terbentuk selanjutnya dihidrolisis menjadi alkohol, pada
fermentasi lebih lanjut alkohol dioksidasi menjadi asan-asam organik antara
lain asam asetat, asam suksinat dan asam malat. Asam-asam organik dan alkohol
membentuk ester yang merupakan komponen cita rasa (Srimaryati, 1978).
Pembuatan
tape ada 2 jenis jamur yang berperan yaitu Endomycopsis fibullgerauntuk
mengubah pati menjadi gula sehingga tape berasa manis dan Saccaromyces
cereviceae/Rhizopus oryzae yang mengubah gula menjadi alkohol.
Jika proses ini berlangsung terus dan tidak diatur sehingga gula yang ada
langsung diubah menjadi asam organik, sehingga tape akan berasa manis dan
alkoholik serta sedikit asam. Tetapi ada juga yang menggunakan ragi tape dari
campuran populasi Aspergillus, Saccaromyces, candida, Hansenulla,
Bakteri Acetobacter untuk hidup secara sinergis. Aspergillus untuk
menyederhanakan amilum.Saccaromyces, candida, dan Hansenulla berfungsi
untuk mengurai gula menjadi alkohol dan asam-asam organik selama fermentasi
terus berlanjut. Dan Acetobacter berfungsi untuk mengubah
alkohol menjadi asam cuka.
Cara
pembuatan ragi yaitu mencampur tepung beras dengan bermacam-macam bumbu seperti
lada, laos, bawang putih, kayu manis. Fungsi dari bumbu-bumbu tersebut berperan
penting disamping merupakan penghambat jasad renik atau mikroorganisme tertentu
juga dapat memberikan aroma pada tape yang dihasilkan. Kayu manis (Cinnanommn
burmani) mengadung aldehit sinamat yang aktif melawan bakteri. Kayu manis
juga mampu menyumbang rasa manis, mampu mencegah germinasi bakteri yang tidak
diinginkan. Selain itu kayu manis juga mengandung eugenol aktif (Sudigdo,
1978).
Peningkatan
jumlah penduduk dunia telah mendorong manusia untuk mencari pemenuhan kebutuhan
hidupnya.Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengoptimalkan praktik
biologi.
Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup dan
proses di dalamnya untuk menghasilkan produk tertentu.
Bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga, sel tumbuhan, atau
jaringan hewan. Penerapan bioteknologi memadukan berbagai disiplin ilmu, seperti mikrobiologi,
biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa proses, dan teknik
kimia. Saat ini telah dikembangkan berbagai penerapan
bioteknologi, contohnya teknik rekombinasi gen, kultur jaringan, hidroponik,
radiasi, dan inseminasi buatan.
Berdasarkan
proses dan peralatan yang digunakan,bioteknologi dapat di bedakan atas:
Ø Bioteknologi
Konvensional
Yaitu: praktik
bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan peralatan sederhana tanpa melakukan
rekayasa genetika.
Contohnya:
sake,bir,wine,yoghurt,roti,kecap,tapai,oncom,tempe.
Ø Bioteknologi
Modern
Merupakan
praktik bioteknologi yang diperkaya dengan teknik rekayasa genetika,yaitu suatu
teknik pemanipulasian materi genetika.Contohnya: dihasilakan tanaman tahan hama
dan penyakit,dll.
Bakteri
yang berperan pada tape Singkong adalah Saccharomyces elipsoides.Sedangkan
bakteri yang berperan pada Tape Ketan adalahSaccharomyces cereviseae.
Apa itu Fermentasi ?
Apa itu Fermentasi ?
Fermentasi adalah proses produksi
energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada
jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai :
Dijabarkan sebagai :
Gula (glukosa, fruktosa, atau
sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon Dioksida
+ Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Fermentasi yang baik dilakukan pada suhu 28-30˚C dan membutuhkan
waktu 45 jam. Fermentasi dapat diperlambat
jika dingin. Fermentasi tapai paling baik dilakukan pada kondisi mikro aerob. Pada
kondisi ini, kapang tidak mampu tumbuh sehingga tidak dapat menghidrolisis
pati. Namun demikian, pada kondisi aerob yang merupakan kondisi paling baik
bagi kapang dan kahamir, aroma tidak berkembang dengan baik karena tergantung
dari fermentasi alkohol dan pada kondisi ini fermentasi alcohol menurun.
Fermentasi yang tertutup akan mencegah terjadinya
kontaminasi.
Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik serta menurunkan zat anti nutrisinya.
Tujuan fermentasi adalah menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik serta menurunkan zat anti nutrisinya.
Apa
itu Tapai ? Apa sajakah kelemahan serta Kelebihan nya ?
Tapai
merupakan pruduk makanan.Tapai juga merupakan makanan selingan yang
cukup popular di Indonesia dan Malaysia. Pada
dasarnya ada dua tipe tapai, tapai ketan dan tapai singkong. Tapai memiliki
rasa manis dan sedikit mengandung alcohol, memiliki aroma yang menyenangkan,
bertekstur lunak dan berair.
Kelebihan
dari Tapai adalah :
§ Fermentasi tapai dapat
meningkatkan kandungan Vitamin B1 (tiamina) hingga tiga kali
lipat. Vitamin ini diperlukan
oleh sistem saraf, sel otot, dan sistem pencernaan agar dapat berfungsi secara
baik.
§ Mengandung
berbagai macam bakteri “baik” yang aman di konsumsi tapai dapat di golongkan
sebagai sumber Probiotik bagi tubuh.
§ Cairan tapai dan tapai
ketan diketahui mengandung bakteri asam laktat
sebanyak ± satu juta per mililiter atau gramnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek menyehatkan
tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah bakteri dalam
tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat.
§ Tapai mampu mengikat dan mengeluarkan
aflatoksin dari tubuh. Aflaktosin merupakan zat toksik atau racun yang Dihasilkan oleh kapang, terutama Aspergillus flavus.
§ Konsumsi
tapai dapat mencegah terjadinya anemia karena mikroorganisme yang berperan dalam
fermentasinya mampu menghasilkan vitamin B12.
Kelemahan
dari tapai :
§ Konsumsi tapai yang berlebihan dapat
menimbulkan infeksi pada darah dan gangguan sistem pencernaan.
§ Selain itu, beberapa jenis bakteri
yang digunakan
dalam pembuatan tapai berpotensi menyebabkan penyakit pada orang-orang dengan
sistem imun yang terlalu lemah seperti anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau
penderita HIV.
§ Untuk mengurangi dampak
negatif tersebut, konsumsi tapai perlu dilakukan
secara terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
2.2.
Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu
bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa
contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam
butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam
fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol
lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi.
2.2. Teori – teori yang akan disajikan
Pemanfaatan
Fermentasi
Proses
penelitian pada pembuatan tape singkong dan tape ketan hitam
Kelebihan
bahan makanan hasil fermentasi, dibandingkan makanan biasa yaitu muda dicerna,
dapat dimanipulasi menjadi berbagai jenis makanan
2.3. Landasan Pembahasan Penulisan
Dengan adanya fermentasi, kita dapat memanfaatkan keahlian khusus untuk menghasilkan produk dan jasa atau jasa organisme untuk mengelola bahan baku menjadi bahan yang berguna / bermanfaat misalnya dalam fermentasi pembuatan, tempe, tahu, tape dll.
BAB
III
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
a. Bahan
·
Ubi kayu/ubi jalar
·
Ragi tape
·
Plastik
·
Daun pisang
b. Alat
Gambar alat
|
Nama alat
|
|
Ose
|
|
Mikroskop
|
|
Neraca
|
c. Prosedur
kerja
1.
Ubi
kayu/ubi jalar dikupas, dicuci dan dipotong-potong
2.
Kemudian
dikukus selama 30 menit setelah itu ditiriskan dari berat ubi kayu/ubi jalar
yang digunakan. Peragian harus dilakukan secara merata
3.
Tutup
rapat dengan plastik atau daun pisang dan diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu
kamar
4.
Amati
khamir / bakteri yang terbentuk dalam fermentasi tape (secara makroskopis dan
mikroskopis)
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
a.
Rombongan 1 ( tape dibungkus plastik )
Kelompok
|
% Ragi
|
Makrospokis
|
Mikroskopis
|
||
Rasa
|
Tekstur
|
Aroma
|
|||
A
& B
|
0,5
|
Manis
|
Lunak
|
Berbau
|
|
C
& D
|
1
|
Manis
|
Lunak
Menyatu
|
Berbau
sedikit masam
|
|
E
& F
|
1,5
|
Tidak
seberapa manis
|
Menyatu
Berlendir
|
Sedikit
masam
|
|
G
|
2
|
manis
|
Lunak
Menyatu
|
Berbau
masam
|
|
b.
Rombongan 2 ( tape di bungkus daun pisang )
Kelompok
|
% Ragi
|
Makrospokis
|
Mikroskopis
|
||
Rasa
|
Tekstur
|
Aroma
|
|||
H
& I
|
0,5
|
Manis
|
Lunak
Padat
|
Berbau
|
|
J & K
|
1
|
Manis
|
Lunak
Menyatu
|
Berbau
sedikit masam
|
|
L
& M
|
1,5
|
Tidak
seberapa manis
|
Menyatu
Tidak
berlendir
|
Sedikit
masam
|
|
N
|
2
|
manis
|
Lunak
Menyatu
|
Berbau
masam
|
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Sebelum fermentasi, singkong masih berbentuk
seperti awal sebelum diberi ragi pada umumnya. Namun, setelah mengalami fermentasi
singkong tersebut mengalami perubahan bentuk dan menghasilkan air yang
mengandung alcohol serta menimbulkan rasa asam dan manis. Kondisi tersebut
disebabkan karena pada singkong diberikan ragi yang merupakan mikroorganisme
yang berfungsi mengubah glukosa menjadi alcohol dan menghasilkan air.
Sebelum dikukus ketan direndam 12 jam untuk menambah massa singkong supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi, singkong menjadi lunak. Singkong tidak boleh terkena air jika sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses fermentasi tidak berjalan sempurna. Singkong juga harus diletakkan/ disimpan didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi juga akan gagal.
Singkong yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan adanya alcohol, tape singkong bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi maka singkong dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, singkong harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah singkong. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan dan asal ragi tersebut.
Tape singkong jika diletakkan dalam keadaan suhu kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2 hari maka kadar alcohol dalam tape tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alcohol, maka tape akan berubah menjadi khamar. Dan yang kita tahu khamar itu haram. Hal ini sudah terbukti dari jurnal ilmiah International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 – 357 pada tahun 2001. Di jurnal tersebut diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%.. Namun, jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Oleh karena itu, tape yang diletakkan didalam kulkas lebih tahan lama daripada yang diletekkan didalam keadaan suhu kamar.
Sebelum dikukus ketan direndam 12 jam untuk menambah massa singkong supaya tidak terlalu keras. Oleh karena itu, pada saat sesudah fermentasi, singkong menjadi lunak. Singkong tidak boleh terkena air jika sudah diberi ragi karena akan mematikan ragi (bakteri) sehingga proses fermentasi tidak berjalan sempurna. Singkong juga harus diletakkan/ disimpan didalam tempat yang kedap udara. Karena jika terkena oksigen, proses fermentasi juga akan gagal.
Singkong yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan adanya alcohol, tape singkong bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena fermentasi maka singkong dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh karena itu, singkong harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah singkong. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan terasa keras. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman. Kualitas tape yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan dan asal ragi tersebut.
Tape singkong jika diletakkan dalam keadaan suhu kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2 hari maka kadar alcohol dalam tape tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alcohol, maka tape akan berubah menjadi khamar. Dan yang kita tahu khamar itu haram. Hal ini sudah terbukti dari jurnal ilmiah International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 – 357 pada tahun 2001. Di jurnal tersebut diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24 jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%.. Namun, jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Oleh karena itu, tape yang diletakkan didalam kulkas lebih tahan lama daripada yang diletekkan didalam keadaan suhu kamar.
Kegagalan dalam pembuatan tape dapat
dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang sterilnya tempat pembuatan, pembuat
terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh dalam keadaan haid, terlalu banyak
member ragi, jenis ragi kurang tepat, dll.
FERMENTASI ALKOHOL
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan
energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2
selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.Dalam fermentasi alkohol, satu
molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan
respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.Reaksinya :
1.Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2.Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ——————> asetaldehid + CO2 piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3.Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol(etanol)
2 CH3CHO + 2 NADH2———>2 C2HsOH + 2 NAD.alcohol dehidrogenaseenzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6———> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
1.Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
2.Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ——————> asetaldehid + CO2 piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3.Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol(etanol)
2 CH3CHO + 2 NADH2———>2 C2HsOH + 2 NAD.alcohol dehidrogenaseenzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6———> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis
gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa
(C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan
menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan
digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118
kJ per mol)
Dijabarkan sebagai :
Gula (glukosa, fruktosa, atau
sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi (ATP)
Note : Jalur
biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat,
tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap
awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan
bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat
menyimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape ketan terjadi selama 2-3
hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus
diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna.
Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses
fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan ketan
yang terbuka. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol yang
dihasilkan.
Hasil akhir dari fermentasi yaitu ada yang berupa alkohol
dan karbon dioksida, hasil ini terllihat pada tape. Dalam bioteknelogi terdapat
beberapa komponen yaitu bahan yang diproses yang mengandung karbohidrat dalam
hal ini yaitu singkong, mahluk hidup yang berproses, dalam pembuatan tape yaitu
ragi atau khamir, dan produk yaitu tape serta ilmu yang mendasari yaitu
fermentasi.
Dari percobaan yang telah dilakukan, hari pertama baik dalam
pembuatan tape singkong menunjukkan belum mengalami perubahan yaitu masih sama
dengan bahan awalnya, hal ini disebabkan karena bakteri yang digunakan dalam
pembuatan tape belum bereaksi dengan baik. Pada hari ketiga baik pada pembuatan
tape singkong telah mengalami perubahan baik dari segi bau, warna, tekstur
maupun rasa.
Fermentasi tape singkong bereaksi dengan baik pada hari
ketiga. Semakin lama proses fermentasi semakin kuat alkoholnya. Terbukti pada
hari ketiga baik dalam pembuatan tape singkong baunya asam dan beralkohol.
Begitu juga pada warna dan rasa, semakin lama proses fermentasi maka rasanya akan
semakin manis dan warnanya semakin kuning pada tape singkong. Tekstur pada hari
pertama masih keras sedangkan pada hari ketiga mejadi lunak dan berair. Semakin
lama proses fermentasi, semakin berubah bau, rasa, warna dan tekstur tape.
BAB
VI
KESIMPULAN
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang
tinggi agar singkong atau ketan dapat menjadi lunak karena proses
fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape.
Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan
yangdigunakan harus bersih, terutama darilemak atauminyak . Alat-alat yang berminyak
jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang
digunakan juga harus bersih; menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tape tidak
berhasil dibuat.
Keunggulan
Tape :
Fermentasi tape dapat meningkatkan kandungan Vitamin B1(tiamina) hingga tiga kali lipat. Vitamin
ini diperlukan oleh system saraf ,sel otot, dansistem pencernaan agar dapat berfungsi dengan
baik. Karena mengandung berbagai macam bakteri “baik” yang aman dikonsumsi,
tape dapat digolongkan sebagai sumber probiotik bagi tubuh.
Cairan tape diketahui mengandung bakteri asam laktatsebanyak ± satu
juta per mililiter atau gramnya.
Produk fermentasi ini diyakini dapat memberikan efek
menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena meningkatkan jumlah
bakteri dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat. Kelebihan lain
dari tape adalah kemampuannya mengikat dan mengeluarkanaflatoksindari tubuh. Aflaktosin merupakan
zat toksik atau racun yang dihasilkan olehkapang, terutama. Toksik ini banyak
kita jumpai dalam kebutuhan pangan sehari-hari, seperti kecap.
Konsums tape dalam batas normal diharapkan dapat
mereduksi aflatoksin tersebut.
Di beberapa Negara tropis yang mengkonsumsi singkong
sebagai karbohidrat utama, penduduknya rentan menderita anemia. Hal ini
dikarenakan singkong mengandungsianida yang bersifat toksik dalam
tubuh manusia. Konsumsi tape dapat mencegah terjadinya anemia karena
mikroorganisme yang berperan dalam fermentasinya mampu menghasilkan vitamin
B12.
Kelemahan
tape
Konsumsi tape yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi pada darah dan gangguansistem pencernaan. Selain itu, beberapa jenis bakteri
yang digunakandalam pembuatan tape berpotensi menyebabkan penyakit pada
orang-orang dengan sistem imun yang terlalu lemah seperti
anak-anak balita, kaum lanjut usia, atau penderita HIV.
Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, konsumsi tape perlu dilakukan secara
terkendali dan pembuatannya serta penyimpanannya pun dilakukan dengan higienis.
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape
singkong) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses
fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan
sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah
proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak
teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa
oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga
cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekuensinya adalah bahwa
produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida.
Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa
bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan
intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu
lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia,
fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2
menit
DAFTAR
PUSTAKA
http://rimanyosss.blogspot.com/2010/03/laporan-biologi-fermentasi-tape-ketan.html
http://raenw.blogspot.com/2012/11/laporan-bioteknologi-pembuatan-tape.html
http://moeluzie.blogspot.com/2012/06/laporan-pembuatan-tape-fermentasi.html
http://apriliaae.blogspot.com/2012/03/laporan-tape-singkong.html
http://laporankulftpjember.blogspot.com/2011/12/tape-bab-1-dan-2.html
thanks info nya :)
BalasHapusThanks gan, ijin sedot ya
BalasHapusMantap&komplit
BalasHapusmaksih ilmu gan smoga sukses selalu.
salam kenal dari TUKANG CAT,
MARILAH KITA HANCURKAN TAPE UNTUK SELAMANYA HEIL CROISANT HEIL BAGUEETTTE HEIL NAPOLEON FUCK TAPE MAROLAH BAKAR TAPE UNTUK SELAMA LAMANYA
BalasHapus3<==========================8
BalasHapusTAPE PETEL
BalasHapusAGUNG <3
BalasHapusBUTUH UANG CEPAT ?? BUTUH UANG TAMBAHAN ?? SEDANG LAGI MASALAH DALAM KEUANGAN ??? ATAU SERING KALAH DALAM BERMAIN TOGEL ?? KAMI MEMIILIKI SOLUSINYA PERKENALKAN "DUNGA" DENGAN MELAKUKAN DUNGA DENGAN SEIZIN TUHAN MASALAH ANDA AKAN SELESAI
BalasHapus